Selasa, 20 November 2018

Untukmu yang Masih memiliki “ Ibu”


Pernahkah sejenak engkau  mencuri waktu sedetik untuk mengamati
Memprioritaskan hari, memandangi sebuah raut wajah yang telah renta dimakan usia saat dia sedang terlelap?
Setelah dia lelah menahan beban tubuh yang terkadang ia sudah tak mampu untuk menopang, kala tulang persendian kian rapuh, tak sekuat  lagi seperti ia menahan embriomu selama sembilan bulan,
Tanpa mengeluh... dia membawa beban
Tanpa mengeluh dia  mengelap peluh
Antara hidup dan mati dia melahirkan engkau ke dunia ini, menahan rasa sakit saat  konstraksi, sebuah rasa yang tak bisa untuk diuraikan dengan sebuah kata betapa sakitnya....

Dan tangismu... bagaikan kidung merdu hempaskan semua penat, berganti dengan senyum kebahagiaan...
Dia menjagamu, tanpa pamrih, tanpa imbalan menemani hari – harimu, dengan sabar ia dengarkan celoteh manjamu, dengan kedua tangannya ia membimbingmu dan menahanmu, agar engkau tak terjatuh menjalani kerasnya kehidupan,
Meski terkadang dia harus menahan lapar dan haus, agar engkau tak perlu merasa kekurangan,...
Meski sepanjang malamnya dia harus terjaga, menahan kantuk, saat engkau sakit
Dia ihklas melakukan itu semua...tanpa menuntut engkau membalasnya.

Tak pernahkah engkau menatapnya, saat wajah itu mulai berkerut...
Dan tangan – tangannya sudah tak sekuat lalu, waktu engkau selalu merengek meminta gendong...
Lalu kini, setelah engkau dewasa, setelah engkau merasa memiliki segalanya, mengapa Dia engkau abaikan....
Mengapa engkau tak sabar menahan celotehnya, seperti begitu sabarnya dia dulu mendengarkan celotehmu saat engkau masih dalam dekapan hangatnya
Mengapa engkau tak ikhlas menemani Dia,
Mengapa engkau tak mampu bertahan dengan Nya,
Mengapa engkau selalu mengeluh, mengatakan hal buruk tentang ibumu ?
bukankah dulu Ibu adalah segalanya bagimu,
24 jam waktunya dia habiskan untuk merawatmu, Tanpa bayaran, tanpa upah...
Kenapa engkau membentaknya, saat dia dengan sisa umurnya kembali seperti masa dia menjadi seorang anak,
tak sadarkah engkau...
Dia terluka, Dia menangis....Dia sendiri
Akan tetapi dia tak pernah menunjukkan rasa sedihnya dihadapanmu, dia hanya menginginkan engkau bahagia, Engkau tak menyadari betapa berat perjuangan hidupnya hingga menjadikan engkau seorang yang sempurna... dan dengan kesempurnaan mu itu engkau abaikan ibumu....
Taukah engkau....Kesempurnaanmu berasal dari peluhnya  yang mengucur selama bertahun tahun, kesempurnaan hidupmu adalah Ijabahnya doa yang dia tengadahkan kelangit....
Jika kasih sayang ibumu kau ganti dengan sebuah materi, dunia ini tak akan mampu untuk membelinya....

Engkau yang masih memiliki ibu...
Bersyukurlah masih ada kesempatan bagimu untuk menjadikan dia ladang surgamu
Bersabarlah saat dia tak sesuai dengan keinginanmu...
Karena kelak engkaupun akan berada pada posisi sebagai ibumu...
Jangan meninggalkannya.... hanya untuk mencari kebahagiaan dirimu..
Sebab dulu dia melupakan kebahagiaannya hanya untuk menjagamu...

Palu, 19 November 2018
#Elis N Hasibuan

0 komentar: